A Walk To Remember (Pulau Untung Jawa)


Ini kali catatan perjalanan dengan dua orang teman dari Network of Market Investor (NMI), yakni Franky Rivan dan Fadli Zonk. Awal iseng dan bosan di Jakarta, akhirnya kita bersepakat untuk kemana aja. Pilihan pun jatuh ke Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu.

Continue reading

Posted in Journey | Tagged , , , , , , , , , , , | 1 Comment

7e6e6e6e


ydydydududyeyue

Posted in Uncategorized | Leave a comment

google5ccdd10738a294e0.html


google5ccdd10738a294e0.html

http://google5ccdd10738a294e0.html

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Begini cara Pilih Tisu Alkohol


Tisu alkohol non medis adalah salah satu barang yang wajib kita bawa ditengah situasi pandemi seperti saat ini. Kepraktisannya membuat tisu alkohol banyak digemari. Selain praktis, juga membuat kita aman dari kemungkinan berinteraksi dengan benda-benda yang mungkin terkontaminasi. Kelebihan tisu alkohol dibandingkan dengan alat antiseptic lainnya adalah dapat diusapkan ke berbagai benda-benda sekitar kita dan barang-barang bawaan, seperti ponsel, laptop, tombol lift, kenop pintu, meja, gagang gelas, dan lainnya.

Saat ini ada banyak merk dan jenis Tisu alkohol non medis yang banyak beredar. Seperti apa sih yang cocok untuk kita? Ini tipsnya saat berbelanja online dimarket place yang kamu tuju.

  1. Kandungan alkohol

Pilihlah tisu alkohol yang memiliki kandungan minimal 75%. WHO menyarankan minimal 70% alkohol untuk membunuh virus covid-19. Namun harus diingat, bukan untuk diminum

2. Jenis alkohol

Jenis alkohol yang banyak digunakan untuk tisu alhokol adalah isoprofil dan etanol. Ini jenis turunan alkohol yang aman digunakan untuk penggunaan luar badan. Dan saat terkena kulit tidak membahayakan pengguna

3. Jenis helai tisu

Yang bagus adalah tisu yang mengandung minimal 30% katun. Ini akan membuat kelembaban alkohol bertahan cukup lama saat dibuka

4. Tingkat ketebalan helai tisu

Pilih tisu alkohol yang memiliki ketebalan 40-45gsm. Ketebalan ini akan membuat kita merasa aman saat mengusap benda-benda agar steril

5. Ukuran lebar tisu

Pilih yang memiliki ukuran lebar minimal 13x17cm. Lebar ini cukup dapat membersihkan tangan kita dalam sekali usap. Dan cukup proporsional untuk membersihkan benda-benda yang ingin kita sterilkan

6. Expired date

Hal ini sering terlewati. Masa kadaluarsa tisu alkohol biasanya 2 tahun. Karena setelah itu, manfaatnya akan semakin berkurang

7. Sertifikasi

Agar lebih aman, kamu pastikan dulu barang tersebut memiliki sertifikat MSDS dan FDA. Itu merupakan sertifikat internasional yang menerangkan produk tersebut aman digunakan oleh manusia. Sebagian besar tidak mencantumkan sertifikasi ini di kemasan. Sebaiknya kamu bertanya kepada penjualnya

8. Jumlah dan berat tisu

Yang ideal adalah memiliki berat sekitar 400-500 gram per kantong dan berisi 80 helai tisu. Kenapa tidak yang 100 lembar tisu? Karena ini akan berpengaruh terhadap berat pengiriman

Saran saya kamu sebaiknya memastikan hal diatas jika ingin membeli tisu alkohol yang sedang viral saat ini. Dan jangan sungkan untuk bertanya lebih detail tentang produk kepada penjual. Selamat berbelanja online!

Posted in Journey | Tagged , , , | Leave a comment

Menangani Bilirubin


Dalam artikel ini, aku ingin berbagi mengenai menangani bayi. Anak ketiga kami lahir, saat tulisan ini diposting usianya belum genap sebulan.

Saat bayi kami lahir, Bilirubinnya nol koma dibawah normal. Jadi masih terbilang normal kadar kuningnya. Pengalamanku, setelah lahir usahakan tepat waktu konsul ke dokter sesuai jadwalnya. Ini penting. Mengapa, karena karena bilirubin bayi masih fluktuatif selama dua puluh hari. Jika Bilirubin tinggi jangan panik! Jemur saja dibawah sinar matahari, waktu yang tepat untuk menjemur pada jam 07.00 – 08.00. Lewat jam itu, matahari akan cukup panas. kasihan baby nya.

Nah, di Rumah Sakit Hermina Jatinegara saat visit dokter pasca melahirkan, kami memeriksakan Bilirubin di lab. Biayanya 70 ribu rupiah Dan alhamdulillah normal.

Ingat ya, bu ibu, fase 20 hari bayi amat penting diperhatikan Bilirubinnya. Setiap pagi wajib jemur dibawah sinar matahari, durasi aku sekitar 30 menit. Untuk interaksi intens dengan bayi, saat menjemur, aku membacakan epaper atau mengajaknya bercakap-cakap. Putar juga musik Klasik, karena ini merangsang otak bayi. Naah, gak usah panjang-panjang yaaa. Intinya, jangan panik karena Bilirubin. Alam kita telah menyediakan obatnya, sinaran matahari yang kaya vitamin D akan mampu menyelesaikannya.

Posted in anak, Uncategorized | Leave a comment

Surga Amazon Di Jakarta


20180311_084915

Ada saatnya dalam hidupmu engkau ingin sendiri saja bersama angin menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata.” – (Bung Karno, 1933)

 

Rasanya kok berat bener untuk memulai menulis lagi, tapi kalau ndak dipaksakan, semua akan mengendap diotak dan menguap begitu saja. Jadi cara terbaik untuk mengingat adalah menulis. Semangaaaat!

Pada 11 maret 2018 (bukan untuk memperingati Supersemar, kebetulan aja) saya berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke  See map . Kenapa kesana? Sebenarnya sudah lama mau kesana, tapi baru sempat terealisir kemarin. Saya akan menceritakannya sesuai urutan perjalanan. Jam 08.00 kami memulai perjalanan dari Otista Cawang Jakarta Timur. Melewati Jl MT Haryono, mobil kami masuk gerbang tol dalam kota depan Carrefour MT Haryono. Membayar tol, lalu kami pun meluncur dan menyusuri jalan tol hingga tol arah bandara Soetta. Setelah menyusuri jalan tol. Akhirnya mobil kami keluar di PIK. Cussss. Lurus terus, dan belok kiri di boulevard PIK Avenue. dan tiba ditujuan. Oh ya, patokannya gampang kok setelah keluar tol, ikuti jalan dan belok kiri di gedung sekolah Tzu Chi. Lokasinya tepat dibelakang gedung tersebut. jarak tempuh 28 Kilometer dengan durasi perjalanan 28 menit! Enggak pake nyasar tinggal ikuti jalan. Rasanya ini akan jadi tempat favorit untuk melarikan diri dari Jakarta, enggak pake macet dan jalan berliku-liku.

20180311_111651

Sekolah Tzu Chi

Parkir didalam kawasan wisata, mobil membayar 10 ribu (all in) dan per orang dewasa biaya masuknya 25 ribu dan anak-anak 10 ribu. Diloket masuk kamu akan ditanya apakah membawa makanan dan minuman, serta membawa peralatan memotretkah. Jika membawa kamera dslr atau kamera lainnya, harus membayar 1 juta rupiah.

Masuk kedalam TWA Angke, dijamin serasa enggak seperti berada di Jakarta. Bayangan panas dan bau amis, seketika sirna. Jalannya adem karena kiri kanan banyak pohon yang menjadi kanopi. Ada juga kandang monyetnya (tapi enggak tau itu monyet jenis apa).

Disana sebenarnya tersedia kantin, sayang makanannya standar layaknya kantin ditempat wisata. Nyaman sik jalan-jalan disana. Oh ya, ada juga tempat bermain anak outdoor, seperti jembatan goyang, jembatan tali dan lainnya. Deem, lupa poto lokasi bermain anaknya. Disana ada penunjuk arah kita akan mau kemana, ke jembatan besar, wahana air atau perkemahan.

20180311_083647.jpg

Kami memutuskan terlebih dahulu menuju penginapan-penginapan bergaya rumah suku Sasak.

Penginapan ini disewakan, sila cek Tarif sewa penginapan

Disini jangan terlalu berharap pada sinyal henpon yaaa. Wifi pun tak ada disini. Waktu seakan berhenti. Oh ya, disini juga tersedia bungalow besar dan ruang pertemuan. Terpikir, daripada gathering jauh diluar jakarta, mending kesini. Tapi diingat ya, ini suasananya benar-benar mirip di hutan. Kalau enggak suka sepi, rasanya tempat ini enggak cocok, ahaha.

Untuk waktu kunjungan, sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Konon, konon yaa… Pagi hari kita bisa melihat bangau yang lagi mencari ikan dan biawak.

Kalau kamu tidak takut dengan ketinggian, bisa naik ke menara pengamatan burung. Karena enggak bawa kamera dslr, kamera henpon cukuplah. Naik tangga ke menara pengamatan lumayan tinggi dan tangganya tidak curam namun berputar putar. Diatas sana, kamu bisa berbisik pada angin dan melihat pemandangan dari ketinggian. Ini benar-benar seperti melihat sungai dan hutan amazon.

20180311_084854

Amazonnya Jakarta

20180311_084915

Sejauh mata menandang

20180311_084944

Hanya kamu dan angin

20180311_085032

Tampak dari atas, panggung untuk kegiatan outdoor

20180311_085111

Deretan penginapan

20180311_085138

Tampak gedung sekolah Tzu Chi

Di TWA, ada wahana air. Ada pilihan ingin naik perahun bermotor atau perahu sampan.

20180311_094906

No Pic=Hoax. Harga tiket wisata air

Berikut penampakan wisata airnya nih..

20180311_094917

Dereta perahu bermotor

20180311_094936

Water Shelter

20180311_094949

Wide angle spot wisata air

20180311_095025

LOkasi wisata air

Disini kamu juga bisa melihat pulau reklamasi dari kejauhan.

Opini:

  1. Kalau aja disini wahananya dimodernisasi, pasti banyak wisatawan yang kesini. Misal, ada waterway (seperti bus wisata keliling tapi dalam bentuk perahu) yang berhenti di titik-titik yang ditentukan. Jadi pengunjung bisa keliling TWA tanpa berjalan kaki. Asli, itu bikin kaki pegel brooh. Tiket waterwaynya sudah include dengan tiket masuk. Ini nilai jual banget loh, diwilayah jakarta kita masih bisa nikmati perjalanan air dengan pemandangan hutan bakau
  2. Wisata outbondnya diperbanyak, seperti flying fox, motor ATV untuk menembus jalan tapak hutan mangrove, high view untuk spot foto-foto
  3. Bikin wahana Gantole biar pengunjung bisa nikmati pemandangan keliling TWA
  4. Penginapannya dibuat terlihat fun dengan nuansa jungle

Kalau sudah lelah dan malas makan di kantin yang sudah disediakan, jangan bingung. Keluar dari TWA, 500 meter kamu akan langsung ketemu dengan PIK Avenue. Tempat makannya standar pusat perbelanjaan di Jakarta.

Mengunjungi TWA Mangrove Angke Kapuk, benar-benar seperti menemukan Amazon di Jakarta. Saya akan berkunjung kesana lagi!

Posted in Journey, Uncategorized | Tagged , , , , , , , | 2 Comments

Morning Star Between The Presidents Of Indonesia


Gara-gara bintang Kejora, Presiden ke-empat Indonesia Gus Dur pernah memarahi Menkopolkam Wiranto yang menghadap ke istana negara untuk melaporkan telah terjadi pengibaran bendera bintang kejora di Papua. Usai mendengar laporan Wiranto, Gus Dur bertanya apakah ada bendera merah putih yang berkibar dilokasi tersebut?

“Ada satu, tinggi,” jawab menkopolkam. Mendapat jawaban tersebut, Gus Dur pun santai dan meminta bendera bintang kejora dianggap sebagai umbul-umbul. Wiranto pun menyergah, “bapak Presiden, ini amat berbahaya.” Gus Dur langsung marah dan menjawab, “pikiran bapak yang harus diubah. Apa susahnya menganggap Bintang Kejora seperti umbul-umbul dalam pertandingan sepak bola.”

Menurut Gus Dur, Bintang Kejora adalah bendera kultural warga Papua. Dan kalau Jakarta menganggap itu adalah bendera politik, maka Jakarta-lah yang salah.

********************

Gus Dur tidak menyepelekan persoalan. Justru dari dialah kita diajak berfikir dengan perspektif yang tidak biasa mengenai Papua. Sikap Gus Dur ini memicu simpati warga Papua yang saat itu mengalami ketidak adilan, ketimpangan ekonomi dengan wilayah Indonesia lainnya dan persoalan HAM yang masih belum tuntas. Gus Dur mencoba menumbuhkan kepercayaan masyarakat Papua kepada pemerintah.

gus dur3

Saya tak mendalami persoalan bumi Cendrawasih, namun tulisan ini muncul berkenaan dengan tanggal 1 Desember yang selalu menjadi momentum panas di Jakarta dan Papua. Disetiap tanggal inilah saya selalu mengingat pemikiran Gus Dur mengenai pulau diujung Indonesia timur ini. Inilah cara Gus Dur membangun kepercayaan dengan rakyat Papua. Making believe policy ini diteruskan oleh Presiden ketujuh Indonesia Jokowi. Memenuhi janji Nawa Cita poin ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran, Jokowi berjanji membangun Papua. And he did it. Presiden sebelumnya bukan tidak memperhatikan dan membangun Papua, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono menganggarkan dana otonomi khusus (otsus) Papua dan Papua Barat sebesar 7 Triliun pada 2014, diluar dana yang sudah dianggarkan. Kita harus bersyukur langkah Gus Dur membangun kepercayaan dengan masyarakat Papua masih dilanjutkan oleh presiden-presiden selanjutnya.

sby

Langkah presiden Jokowi membangun Papua secara ekonomi tidak dapat dibilang menguntungkan. Wilayah yang masih masih mengejar ketimpangan dengan wilayah Indonesia lainnya ini, masih berkutat dengan masalah pendidikan dan kesehatan. Namun Jokowi berpendapat, masalah keterisolasian daerah harus dipecahkan. Infrastruktur adalah jawabannya. He did it.

jokowi_2

Kemajuan Papua akan memberikan dampak signifikan bagi kawasan Pasifik, secara ekonomi dan perimbangan politik, melalui Papua Indonesia dapat menjadi magnet geopolitik kawasan tersebut yang saat ini masih berkiblat ke Australia. Jika kita berfikir itu akan membutuhkan waktu, maka masa-masa inilah momen tepat menuju saat tersebut.

Dan hari Satu Desember ini bukanlah sebuah hari istimewa. Bintang Kejora akan tetap menjadi bendera kultural masyarakat Papua dan kepercayaan serta niat baik yang telah dibangun oleh Gus Dur dengan masyarakat Papua masih berlanjut hingga hari ini. Dan hari ini, saya kembali tergelitik oleh komentar Gus Dur, “jika bendera Bintang Kejora kita anggap sebagai bendera politik, maka kita sendirilah yang salah.” Setujukah anda?

Posted in Ide | Leave a comment

Ngeberesin Jejak Masa Lalu (bag 1)


Ini kalau bini baca judulnya bakalan ditanya-tanya nih 😂😂

Slipi, Senin (26/6), 23.58. Hujan masih mengguyur walau sudah rintik rintik. Sedari hari pertama, siang langsung ke rumah nyokap dan nginep dua malam. Malam ini, bau tanah yang tersiram hujan masih menebar aroma. Aroma pohon pohon disamping kamar masih menebar wanginya. Pfff…lama banget enggak nyium bau kek gini. Nyoba nge-blog lagi sembari ditemenin radio jaman muda dolo. Anjaaay, ternyata masih bisa idup radionya 😄😄

20170626_234912

Penampakan radio Sony. Bokap beli saat usia sy 14-15 taon. Tape nya keknya udah gak bisa dipake. Eh, enggak pernah nyoba ding

Dirumah nyokap, kamar saya masih ada. Bentuknya enggak ada yang berubah. Kecuali lantainya yang udah diganti, tadinya semen sekarang keramik. Tempat tidur masa muda pun udah ganti. Tadinya ukuran jomblo (single, red), sekarang ukuran 1. Tv warna ukuran 14″ pun udah enggak ada lagi.

Walau kamar enggak ber ac, saya demen kalo ngendon dikamar ini lama-lama. Dan bahkan exhaust yang saya beli taon 2005 pun masih terpasang dan bisa nyala 😄😄. Walau cuma bisa kenyot udara dari luar kedalam, fungsi sebaliknya udah rusak. Kalau malam kayak begini sik ogah nyalain, ntar malah bikin nyamuk pesta.

Exhaust panasonic

Exhaust Panasonic yang udah berusia 12 tahun ini kalo gak salah ingat saya beli sekitar 250-300ribuan.

Masuk ke kamar ini benar-benar mirip ruang masa lalu. Masa-masa baru lulus STM 12 Pluit dan dikamar ini saya banyak lakukan kontemplasi. Tentang nyari pacar, rakyat dan negara, hahaha. Sekarang cerita tentang masa-masa jomblo dulu yaaa. Kalo berasa ngejomblo itu enak, percaya deh itu hanya pelarian atas ketidak mampuan ber SSI dengan cewek #tsaah. Belajar di sekolah teknik membuat referensi saya mengenai pendekatan terhadap lawan jenis terbatas.

Dulu masih happy ngejomblo, bangun tidur leyeh leyeh sembari nonton MTV Bujang yang host nya Vincent&Desta, bedebah gokil. Tapi                           sayang acaranya di drop gara gara mereka nyindir-nyindir logo Global Tv hahaha.

Dan dikamar ini saya rajin ngetik belajar bikin tulisan dan artikel untuk koran Kompas. Iya, ngetik di mesin tik. Cetak cetek ampe dini hari. Dan selalu dapat respon balik dari Kompas kalo tulisan saya belum dapat diterbitkan 😄😄. Tapi seneng, walau ditolak tapi dapet respon. Ketimbang responnya, “..kita jalanin aja dulu..”, “..kamu terlalu baik buat aku..” ngegantung gak jelas dan tanpa alasan 😅😅

Dikamar ini saya berbagi kegelisahan. Mengenai persoalan pribadi, keluarga, negara (waktu presidennya masih Soeharto) dan masa depan. Setiap sudut kamar ini kayak menyimpan kisah dan jadi saksi bisu. Dulu kalo dipikir pikir saat ada yang bilang ruang ini jadi saksi bisu sebuah kisah , kayaknya kok lebay ya. Tapi kalo kita yang jalani sendiri it’s true. Kamar ini saksi langkah langkah pertama saya menjadi wartawan sebuah media tier 2. Merebahkan diri dikasur setelah liputan dari pagi hingga malam serta menyisihkan pikiran untuk berfikir soal soal lain. Ah, betapa masa itu penuh ketidak pastian..

Posted in Journey | Leave a comment

Biaya Sekolah Dasar Tahun 2016 (Bag 2, Habis)


School-Fees-Piggy-Bank

Berikut biaya sekolah di 7 SD yang sudah kami kunjungi.

  • SD Vincentius, Otista Raya (5 menit)

Uang masuk: sekitar 13 juta

SPP bulanan: 800 ribu

 

  • SD Anthonius

tidak jauh berbeda dengan Vincentius

 

  • SDK Penabur 8, Jl Taman Hijau Daun, Cawang (10 menit)

Formulir : 300 ribu

SSP : 11.500.000

SPP : 1.270.000

Psikotes: 190.000

  • SDK Penabur 4, Komp Cipinang Indah

SSP lebih mahal 2 juta

 

  • SD Muhammadiyah 06 Tebet Timur

Uang muka total : 6.145.000

SPP: 550.000

(biaya study tour sekitar 700 rb-1 juta/tahun)

 

  • SD Adik Irma Tebet Barat

uang pangkal : 23.500.000

SPP : 1.380.000

Paket seragam : 1.540.000

Paket buku : 1.200.000

Biaya ekskul : bulanan (tergantung ekskul yang diambil)

belum termasuk biaya study tour

 

  • SD Harapan Prestasi, Dewi Sartika, Cawang

Uang pangkal : 24.500.000

SPP: 1.200.000

Biaya daftar ulang per tahun: 4.500.000

(belum termasuk biaya buku/tahun)

Seragam (4 stel/tahun) 870 ribu

Biaya ekskul:

– Keramik 100rb/bln

– robotik 200rb/bln

– piano 300rb/bln

 

Itu biaya2 sekolah yang sudah kami survei.

 

Masing-masing tentu ada kelebihannya. Dan biaya juga pasti masuk pertimbangan. Rata-rata sik fasilitasnya bagus. Karena mereka kategorinya SD Plus atau SD Nasional. Tadinya mau juga masukin SD Putra Kalimalang, tapi karena tahun ajaran 2016 mereka akan pindah ke kompleks Billymoon, yah jadi enggak masuk kualifikasi deh.

Jadi, sampe sekarang kami masih belum menentukan pilihan. Atau kamu ada masukan lain buat kami?

Posted in anak | 1 Comment

Pusingnya Pilih Sekolah Anak (bag 1)


35ANAK-SEKOLAH

Sebenarnya anakku saat ini sudah SD kelas 1, jarak 3 menit dari rumah. Setelah observasi selama satu tahun, aku dan istri putuskan untuk menjajaki opsi pindah sekolah. Tak ada masalah dengan sekolah saat ini, sekolahnya bagus. Namun kami memiliki ekspektasi yang berbeda. Dititik perspektif inilah, kami akhirnya mencoba mencari tahu sekolah mana yang tepat untuk anak lelaki kami. Tak mudah, ada perbedaan pandangan antara aku dan istri dalam memilih sekolah. Tapi bukannya cinta datang untuk mengoyak perbedaan? #tsaah

SMHK-Hero-ChoosePrimarySchool

Pertimbangan dalam pilih sekolah anak, jarak menjadi hal utama. Jarak 20 menit dari rumah menuju sekolah cukup terjangkau. Ini pilihan waktu yang moderat. Oke, dalam hal jarak kesekolah, kami mencapai titik sepakat. Rumah kami dikawasan Otista, Jakarta Timur.

P6_distance_time_speed_explanation_2

Jadi sekolah-sekolah bagus macam Labschool, JIS, Percik, SDN 01 menteng, dll tidak masuk radar pilihan kami. Sederhana, dengan kondisi dua orang tua yang bekerja (walau jam kerja fleksibel), mengejar sekolah bagus dengan jarak yang cukup makan waktu dan bergelut dalam kemacetan pagi Jakarta, rasanya kok enggak masuk akal yah.

shutterstock_191888066

Istriku juga menghitung mood anak kalau lama diperjalanan, disamping ortu pasti ngos-ngosan pas balik lagi kerumah. Hmpff, enggak banget deh.

 

Dengan pertimbangan waktu tempuh maksimal 20 menit menuju sekolah, kami pun browsing dan dipandu google maps, direntang waktu April-25 Mei 2016. Dan ketemulah beberapa (ini enggak beberapa. Cukup banyak, broooh!), berikut listnya:

  1. SD Vincentius, Otista Raya (5 menit)
  2. SD Anthonius (dempetan dengan SD Vincentius)
  3. SDK Penabur 8, Jl Taman Hijau Daun, Cawang (10 menit)
  4. SDK Penabur 4, Komp Cipinang Indah (15 menit)
  5. SD Muhammadiyah 06 Tebet Timur (20 menit)
  6. SD Adik Irma Tebet Barat (20 menit)
  7. SD Harapan Prestasi, Dewi Sartika, Cawang (10 menit)

Hmm, ada 7 opsi. Dan masih bingung pilih yang mana. Kita jangan masuk biaya dulu ya. itu dibahas tersendiri aja. Biar kita para orang tua tahan nafas sama-sama, at least saya gak sendirian, ada temennya qi qi qi qi. (bersambung)

 

Posted in anak | Tagged | Leave a comment

Catatan perjalanan Pantura. (You can learn a lot from a journey)


Perjalanan ini adalah sebuah kecelakaan kolektif. Rencana dadakan mau pergi ke Baturraden, Purwokerto, kereta-pesawat-hingga Susi Air pun penuh. Akhirnya diputuskan jalan darat dengan mobil (diperkirakan 6-8) jam tiba. Dan ternyata memakan waktu 13 jam (dapat bonus sopir yang ngantuk). O mai gooot. Tapi journey is a journey. You can learn a lot from a journey.

Entah ini pantura bagian mana..

Entah ini pantura bagian mana..

Namun “kecelakaan” sejarah seperti yang aku sebutkan diatas, membuat aku pengen mengatakan: jalan darat jarak jauh itu enak asal gak untuk urusan business trip atau yang ngejar waktu. Menempuh jarak 385 KM dari Otista Jakarta Timur, melalui jalan tol baru dipulau jawa terasa mengasyikkan. Kita akan merasakan nikmatnya suasana jawa saat sudah ditengah persawahan dengan pemandangan gunung.

Lanud Cilacap. Kecil, efektif, efisien. Dulunya milik Pertamina. gak jauh dari offshore cilacap (sotoy, kalo gak salah sih begitu)

Lanud Cilacap. Kecil, efektif, efisien. Dulunya milik Pertamina. gak jauh dari offshore cilacap (sotoy, kalo gak salah sih begitu)

Kalo kamu anak 90an dan akrab dengan mini seri “Wings” yang diputer tengah malam di RCTI, bandara Cilacap ini agak2 miriplah. Bandara kecil yang kalo malam hari gak ada penerbangan sebab sepanjang runway enggak ada lampu penunjuk. Tapi aku mati gaya saat bermalam dicilacap, itu kota bener2 enggak ada apa2an, hahaha.

IMG-20131013-00249

Perkebunan lewati alas roban (CMIIW)

IMG-20131013-00250

IMG-20131013-00255

Kiri kanan perkebunan yang kalau malam hari dijamin sepi

Ini cerita perjalanan 3 tahun lalu, maaf jika ada banyak pwrubahan dilapangan.

Posted in Journey | Leave a comment